• Wayang lemah dibeberapa tempat juga disebut dengan wayang gedog. Wayang ini merupakan wayang yang dimainkan dalam rangka upacara agama Hindu di Bali. Wayang lemah dipentaskan tanpa mempergunakan layar atau kelir dan lampu blencong. Dalam memainkan wayangnya, dalang menyandarkan...
  • Seperti namanya, wayang peteng adalah wayang yang dipentaskan di malam hari. Pertunjukan wayang peteng memiliki tema yang lebih luas, dapat berupa hiburan atau spiritual. Wayang peteng berdasarkan tema ceritanya dapat dibagi lagi menjadi sembilan jenis yaitu Wayang Parwa,...
  • Wayang Parwa adalah Wayang kulit yang membawakan lakon - lakon yang bersumber dari wiracarita Mahabrata yang juga dikenal sebagai Astha Dasa Parwa. Wayang Parwa adalah Wayang Kulit yang paling populer dan terdapat di seluruh Bali. Wayang Parwa dipentaskan pada malam hari,...
  • Wayang Ramayana adalah wayang kulit yang membawa lakon-lakon dari wiracarita Ramayana. Wayang ini dipentaskan pada malam hari, memakai kelir dan lampu blencong, dengan diiringi gamelan batel pewayangan berlaras slendro lima nada yang energik dan dinamis. Wayang Ramayana...
  • Wayang Calonarang atau yang juga sering disebut sebagai Wayang Leak, adalah salah satu jenis wayang kulit Bali yang dianggap angker karena dalam pertunjukannya banyak mengungkapkan nilai-nilai magis dan rahasia pangiwa dan panengen. Wayang ini pada dasarnya adalah pertunjukan...

Jumat, 25 Februari 2022

Arjuna Tapa

Foto : https://bit.ly/3M4gHXh




    Diceritakan pada saat masa pengasingan Pandawa, Arjuna memanfaatkan kesempatan tersebut untuk bertapa dengan tujuan memperoleh kekuatan untuk perang Bharatayuda kelak. Arjuna pun berpamitan kepada semua saudaranya dan Drupadi, lalu setelah itu Arjuna pun mulai berangkat ke gunung Indrakila dengan diiringi oleh Twalen dan Werdah. Sesampainya di gunung Indrakila, Arjuna pun langsung memulai tapanya. Pada saat ia bertapa, ia digoda oleh bidadari-bidadari yang diutus oleh Bhatara Indra untuk bertujuan menguji seberapa teguhnya Arjuna bertapa. Namun, semua godaan itu nampaknya tak berhasil meluluhkan hati Arjuna.
    Beralih ke kerajaan Manimantaka, Niwatakawaca (raja Manimantaka) telah mendengar kabar bahwa Arjuna sedang melakukan tapa di gunung Indrakila. Setelah mendengar kabar tersebut, Niwatakawaca pun merasa khawatir apabila Arjuna akan menjadi batu sandungannya untuk menikahi Dewi Supraba. Lantas, Niwatakawaca pun mengutus patih andalannya yaitu Momosimuka untuk menganggu tapa Arjuna. Momosimuka pun segera pergi ke gunung Indrakila. Sesampainya disana, ia pun langsung berubah wujud menjadi seekor babi hutan. Kemudian, ia pun mengeluarkan suara yang sangat keras, supaya Arjuna merasa terganggu dan segera bangun dari tapanya.
    Benar saja, karena suara babi hutan yang sangat keras, spontan Arjuna pun bangun karena terganggu dengan suara tersebut. Arjuna pun langsung mengambil anak panahnya dan melepaskannya ke arah babi hutan tersebut. Akhirnya, Momosimuka pun tewas akibat anak panah dari Arjuna. Arjuna pun segera mendatangi babi hutan tersebut untuk mengambil anak panahnya. Namun, dari arah berlawanan datanglah seorang pemburu yang menghadang Arjuna. Pemburu tersebut mengaku bernama Kiratamaya. Pemburu tersebut mengaku bahwa itu adalah panahnya, karena sedari tadi dia telah mengincar babi tersebut. Kemudian, terjadilah adu mulut antara Arjuna dengan Kiratamaya, yang akhirnya menyebabkan suatu perkelahian.
    Perkelahian antara Arjuna dan Kiratamaya berlangsung sangat sengit, karena kekuatan mereka sama-sama sakti. Kiratamaya memuji kesaktian Arjuna, lalu tiba-tiba Kiratamaya menghilang dan berubah wujud menjadi Bhatara Siwa. Karena keteguhannya dalam bertapa, maka Bhatara Siwa memberikan sebuah senjata bernama Pasupati, dan Bhatara Siwa pun memberi beberapa wejangan-wejangan suci ke Arjuna. (Tamat)

Referensi : -