Foto : https://bit.ly/3uCPnsL |
Wayang lemah dibeberapa tempat juga disebut dengan wayang gedog. Wayang ini merupakan wayang yang dimainkan dalam rangka upacara agama Hindu di Bali. Wayang lemah dipentaskan tanpa mempergunakan layar atau kelir dan lampu blencong. Dalam memainkan wayangnya, dalang menyandarkan wayang-wayang pada seutas benang putih (benang tukelan) sepanjang sekitar satu sampai satu setengah meter diikatkan pada batang kayu dapdap yang dipancangkan pada batang pisang di kedua sisi dalang. Gamelan pengiringnya adalah gender wayang yang berlaras slendro (lima nada).
Wayang lemah atau wayang gedog ini dapat dipentaskan pada siang, sore atau pada saat upacara keagamaan berlangsung. Pendukung pertunjukan wayang ini adalah yang paling kecil, 3 sampai 5 orang, yang terdri dari seorang dalang, dan satu atau dua pasang penabuh gender wayang. Sebagai kesenian upacara, pertunjukan wayang lemah biasanya mengambil tempat di sekitar tempat upacara dengan tidak mempergunakan panggung pementasan yang khusus. Adapun lakon yang dibawakan pada umumnya bersumber dari cerita Mahabharata yang disesuaikan dengan jenis dan tingkatan upacara yang diiringinya. Durasi pementasan Wayang lemah pada umumnya singkat sekitar 1 sampai 2 jam.
Wayang Lemah termasuk salah satu wayang dari tiga macam wayang yang disakralkan di Bali. Tiga wayang dimaksud adalah Wayang Sapu Leger, Wayang Sudamala dan Wayang Lemah. Ketiga wayang itu mempunyai persamaan fungsi yaitu : ngeruat. Dari ketiga jenis wayang itu, Wayang Sapuh Leger diusung paling angker dan paling berat, baik bagi dalang yang membawakannya maupun bagi yang berkepentingan, yaitu dalam konteks khusus ngeruat orang yang dilahirkan pada wuku wayang. Sedangkan Wayang Sudamala dan Wayang Lemah mempunyai fungsi lebih umum yaitu untuk manusa yadnya, pitra yadnya, dewa yadnya, buta yadnya, dan resi yadnya.
Kehadiran Wayang Lemah sangat dibutuhkan dalam Upacara Panca Yadnya. Salah satu dari kelima yadnya yang memerlukan pementasan Wayang Lemah dalam prosesi upacaranya adalah dewa yadnya. Upacara dewa yadnya adalah pemujaan serta persembahan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi melalui sinar suci-Nya yang disebut dewa-dewi. Pemujaan kehadapan para dewa menyebabkan digelarnya upacara dewa yadnya. Dalam prosesi upacara dewa yadnya selalu disertai dengan pementasan Wayang Lemah.
Referensi :
0 komentar:
Posting Komentar